FaktaNews.– Jika sebelumnya disorot terkait dugaan korupsi yang akhirnya menyeret bekas Kepala Sekolahnya Jongor Ranto Panjaitan jadi pesakitan di kursi terdakwa sehingga menciderai dunia pendidikan, kini sorotan kepada SMA Negeri 8 Medan terkait murid-murid yang berprestasi gagal masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Belakangan diketahui, dugaan cuci raport di SMA Negeri 8 Medan yang berlokasi di Jalan Sampali, Kecamatan Medan Area pun mencuat ke permukaan menyusul kabar justru siswa yang nilainya jeblok, justru mendapatkan kesempatan masuk PTN.
Sejumlah siswa yang nilai raport nya biasa saja sejak kelas X, malah lulus.
Atas kejadian tersebut, sejumlah orangtua siswa keberatan karena anaknya yang mereka ketahui meraih nilai bagus di raport nya sejak kelas X hingga XII, justru dinyatakan tak Eligible (memenuhi syarat) sebagai calon mahasiswa PTN melalui jalur undangan.
Sejauh ini, Indikasi maladminiatrasi mencuat terkait penentuan Eligible siswa ke Lembaga LTMPT untuk jalur SNMPTN melalui portal LTMPT.
Hasil investigasi Tim Bicaraindonesia serta keterangan berbagai pihak, kasus ini terungkap saat pihak SMAN 8 Medan melalui operator sekolah mengirimkan data-data siswa ke LTMPT di bulan Januari.
Dari pengiriman itu lantas keluarlah nama-nama siswa yang dinyatakan Eligible dan berhak ikut jalur undangan.
Namun setelah diumumkan melalui wali kelas oleh siswa dicek sejumlah nama yang seharusnya lolos justru gagal dan sebaliknya, sejumlah siswa yang nilai raport nya biasa saja sejak kelas X, malah lulus. Alhasil, kabar adanya permainan cuci raport pun tersiar luas.
Karena kecewa atas hal tersebut, para orangtua siswa langsung mempertanyakan kepada operator dan ternyata terbukti ada kesalahan dalam memasukkan nilai yang seharusnya berdasarkan nilai rapot, tapi yang diinput ke portal LTMPT tidak sesuai nilai rapot atau terjadi pengurangan nilai.
Tersiar kabar pihak operator melakukan perbaikan ulang, ternyata bergeser nama-nama siswa yang eligible alias tak sesuai dengan nomor urut sebelumnya.
Tapi semuanya terlambat. Nasi telah menjadi bubur.
“Hasil perubahan itu tak mempengaruhi hasil yang diumumkan secara online bagi siswa yang berhasil masuk ke PTN melalui jalur undangan.
Berkilah
Sementara, Kepala SMAN 8 Medan Lando Rajagukguk saat dikonfirmasi melalui pesan singkat whatsapp justru berkilah.
Dia membantah atas kejadian yang telah membuat siswa berprestasi menjadi korban akibat indikasi adanya praktik cuci raport.
“Terimakasih infonya Pak
TIDAK ADA CUCI RAPOT DI SMA N 8 MEDAN namun ada kesalahan penginputannya oleh team, bukan unsur kesengajaan. Namun sudah dikirimkan ulang yang benar. Trimakasih. Salam,” katanya, Jum’at (18/2/22)
Lando juga mengaku iba atas nasib siswanya yang berprestasi tapi harus gigit jari tak mendapatkan kesempatan yang menjadi haknya.
“Data yang sudah diperbaiki semuanya dikirimkan ulang kembali ke Panitia.
Kita sudah berupaya. Semoga mereka dapat lolos. Kami juga menginginkan sebanyak-banyaknya yang lolos itukan makin meningkatkan nama baik sekolah dan kami Guru-guru sekolah,” dalihnya.
Dia juga mengklaim Harapannya dengan guru sama dengan orangtua juga.
“Kami doakan siswa2 kita Sukses di SNMPTN SBMPTN dan kedinasan,” tambahnya.
Disinggung soal indikasi permainan dan isu pelicin dibalik otak atik nilai raport, Lando lagi-lagi membela bawahannya.
“Murni Pak Human Error. Kami juga sudah kumpulkan orangtua dan siswa juga sdh kami berikan Solusi-solusinya. Kami juga tidak menginginkan adanya kesalahan,” ujarnya.(zul/kin).