FaktaNews.-(Banyuwangi)– “Apa mereka tidak punya pikiran bagaimana nasib anak cucu kita?, Kok sedikit-sedikit jual saham tambang emas?,”
Ini disampaikan, Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis, (Puskaptis) Mohammad Amrullah,S.H.M.Hum, terkait 15 persen dari 5,35 % saham Pemkab Banyuwangi pada Penambangan emas gunung tumpang pitu dijual pada tahun 2020 menjelang pilkada dan kini tahun 2021 ini akan dijual kembali.
Apabila Pemda Banyuwangi tetap ngotot menjual saham emas tersebut, dia mengaku akan mengajukan gugatan pembatalan baik melalui arbitrase Internasional maupun yang lainya kami akan siapkan ahli-ahli hukum yang berkompeten untuk membatalkan jual beli saham tersebut.
Karena menurut Amrullah, alasan menjual saham lagi untuk menutupi APBD 2022 juga tak masuk akal karena tidak ada urgensi kebutuhan pendanaan APBD Banyuwangi meski saat ini musim Pandemi.
Sebaliknya menurut Amrullah pihak terkait mestinya menelusuri kenapa saham dijual tahun 2020 menjelang pilkada dijual sebanyak 15 persen dari 5,35 persen atau hampir 1.7 juta lembar saham dengan nilai hampir 330 milyar dimana Pemda Banyuwangi.
“Apalagi ternyata dari jumlah 330 Milyar itu Banyuwangi hanya menerima 298,5 milyar dan sisanya diskon untuk pembeli saham tersebut prosesnya sangat tertutup,”heran Amrullah.
Amrullah mendesak Pemkab. Banyuwangi melihat mempertimbangkan lebih jauh kedepan kondisi Banyuwangi dimasa mendatang daripada menghabis saham untuk dijual.
“Bahwa penderitaan rakyat korban tambang emas tumpang Pitu belum selesai, ribuan orang akan kena dampak 30 sampai 40 tahun mendatang akibat ekplorasi tambang emas tersebut, akan tetapi golden share nya terus dihabisi, terus apa yang akan didapat anak cucu kita nanti,” ungkapnya.
Menurut Amrullah semisal karena pendapatan menurun, mestinya ada hal solusi yang bisa diterima akal sehat daripada menjual saham ditengah akibat yang dirasakan rakyat terkait penggalian gunung tumpang pitu dan kemungkinan meluas gunung salakan.
“Kan bisa misal belanja yang tidak penting harus dipangkas, ATK, Makanan minuman dan perjalanan dinas, bisa menghemat hampir 150 milyar dan belanja – belanja lain,”rincinya.
Misalkan karena alasan penjualan saham penambangan emas untuk penanganan Covid-19, menurut Amrullah hal itu terlalu mengada-ada.
“Faktanya untuk Penanggulangan Covid saja tahun 2021 hanya 20 milyar atau hanya 0,6 persen dari APBD 2021 yang berjumlah lebih dari 3000 milyar,”pungkasnya.(*kin).