Tak Berkategori  

Prodem Sindir Klaim Pemerintah Ekonomi tumbuh 7,07%, Kini Malah Cari Hutang Lagi 515,1 Triliun

FaktaNews.-(Jakarta)– Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule mengkritik  rencana pemerintah menambah hutang lagi.

Kritik Iwan Sumule disampaikan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pada semester II-2021, pemerintah akan mencari tambahan utang sebesar Rp.515,1 triliun.

Sedang sebelumnya pada sisi yang sama (pemerintah) sempat mengumumkan pertumbuhan ekonomi sudah tembus 7,07 persen.

“Katanya ekonomi tumbuh 7,07%. Kenapa masih mencari begitu besar utangan BARU Rp515,1 Triliun?,” kata Iwan dikutip di akun Twitternya, Selasa (10/8/21).

Dalam kritiknya, Iwan juga melampirkan tangkapan layar berita  (13 Juli 2021) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mencari Hutang BARU Rp515,1 Triliun di Semester II 2921

Pemerintah saat ini sulit dikatakan berhasil dari sisi ekonomi, pun rakyat lintas status sosial atas hingga rakyat kecil sangat menerima akibat dari kebijakan pemerintah dalam penanganan Pandemi Covid-19.

Pun menurut Iwan pemerintah saat ini  membayar bunga utang dari utang.

“Bayar bunga utang saja bukan dari hasil produksi, melainkan dari utang baru,” tulis Iwan.

Lebih jauh dia, meminta pemerintah untuk menghentikan kebijakan mencari utang baru untuk menopang APBN.

“Sampai kapan keuangan negara dikelola dan ditopang utang? Sudahi. Jika tidak, akan semakin sulit recovery,” tegasnya.

Diketahui, Sebelumnya rencana utang sebesar Rp515,1 triliun pemerintah itu dipatok lebih rendah dari rencana dalam Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.

Baca juga:  DPRD Banyuwangi Sudah Luncurkan SIPRADA Untuk Maksimalkan Peran Masyarakat, 4 Raperda Sudah Bisa Dilihat Online

“Ini hal yang bagus. Kita bisa mengurangi kenaikan utang, yang tadinya Rp 1.177 triliun jadi Rp 958 triliun atau turun 18,6%,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam video virtual, dikutip media Senin (14/7/21).

Menurut Sri Mulyani, pembiayaan utang sepanjang semester I merupakan bentuk konsekuensi dari kebijakan fiskal yang ekspansif melalui perluasan berbagai program stimulus fiskal dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat dan akselerasi pemulihan ekonomi nasional.(*tw/cor/fac).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *