FaktaNews.-(Artis)–Polisi Jepang masih melakukan penyelidikan tewasnya Artis Film Esek Esek Rina Arano, artis Ini Ditemukan tewas terikat di pohon yanpa busana, pada Selasa (14/6/22) lalu.
Hingga kini kepolisian Jepang masih menyelidiki kasus kematiannya, Rina Arano sendiri merupakan bintang film dewasa yang cukup terkenal dan juga seorang model dewasa.
Aktris film dewasa (Porno) Rina Arano ditemukan meninggal dunia usai dilaporkan hilang.
Saat ditemukan keadaannya pun cukup mengenaskan, Rina ditemukan tidak bernyawa tanpa busana dan diikat di sebuah pohon di sebuah hutan Hitachiota, Prefektur Ibaraki.
Berikut beberapa fakta tentang Rina Arano sekaligus kronologi kematiannya yang mengenaskan.
Rina Arano adalah bintang film dewasa di Jepang. Perempuan kelahiran tahun 1999 ini terkenal dengan konten-konten dewasanya.
Rina Arano merupakan warga asli Bunkyo Ward Tokyo, Jepang. Rina disebut memiliki ketertarikan menari, menyanyi, dan menggeluti dunia fashion.
Selain menjadi bintang film dewasa, Rina Arano juga diduga bekerja sebagai model dewasa lepas di banyak proyek. Dikutip dari The Sports Grail, Arano dilaporkan mematok biaya sekitar $1000 (sekitar Rp 14 juta) untuk setiap pemotretan, menurut majalah SheThePeople.
Melalui film dewasa dan pertemuan eksplisit untuk pemotretan dengan pelanggan di rumah mereka, Rina mengembangkan jaringannya.
Berdasarkan informasi yang beredar pula, Rina adalah anak bungsu dari dua bersaudara, ayahnya adalah seorang eksekutif berpangkat tinggi di sebuah perusahaan farmasi, dan ibunya cukup terkenal di daerah rumahnya.
Menurut keterangan dari pihak polisi, sebelum hilang dan ditemukan tewas, Rina Arano sempat menerima pesan atau SMS dari seorang pria berusia 33 tahun.
Rina Arano terakhir terlihat hidup pada 5 Juni bersama seorang pria, tiga hari sebelum keluarganya melaporkan dia hilang.
Ia memberi tahu orangtuanya bahwa akan menemui temannya. Rekaman CCTV menangkapnya di luar stasiun kereta api di Prefektur Ibaraki dan masuk ke dalam mobil bersama Hiroyuki Sampei yang berusia 33 tahun.
Sampei dan Arano telah bertukar pesan pribadi di Twitter sebelum bertemu di stasiun kereta.
Setelah menjemput Arano di stasiun, dia mengantar mereka ke vila. Keluarga Arano melaporkan anaknya hilang setelah tiga hari tidak mendengar kabar darinya dan telepon mereka tidak dijawab.
Pada tanggal 8 Juni, polisi memulai pencarian mereka dan pada tanggal 14 Juni, mereka menemukan tubuh tanpa busananya diikat ke pohon di hutan terpencil, Prefektur Ibaraki.
Polisi merilis deskripsi tentangnya, setelah itu penggemar dapat mengidentifikasi Arano karena tahi lalat dan giginya yang khas.
Sebuah pernyataan polisi mengungkapkan, Rina Arano diikat ke pohon tanpa pakaian, bagian atas tubuhnya sudah mulai membusuk, dan diperkirakan telah tewas selama hampir dua minggu.
“Kami masih mencari tahu penyebab kematiannya. Pria yang bersamanya sudah diinterogasi.”
Arano ditemukan satu mil jauhnya dari sebuah vila milik Hiroyuki Sampei, pria yang terlihat bersamanya di luar stasiun kereta.
Sampei ditangkap pada 14 Juni atas dugaan penculikan dan penahanan ilegal Arano di vilanya.
Menurut polisi, Hiroyuki Sampei, 33, seorang karyawan perusahaan dari Minamiashigara, Prefektur Kanagawa, dituduh mengurung Rina Arano, yang tinggal di Daerah Bunkyo, Tokyo, di rumah liburan keluarganya di Hitachiota, Prefektur Ibaraki, selama empat hari, dan kemudian membuang tubuhnya sekitar satu kilometer jauhnya di hutan terdekat, Kyodo News melaporkan.
Polisi mengatakan Sampei telah mengakui membawa Arano ke rumah liburannya tetapi membantah mengurungnya selama berhari-hari.
Dia juga mengaku memborgol Arano sebentar, mengambil foto-fotonya, tetapi mengatakan dia melakukan itu dengan persetujuan Rina Arano.
Drive recorder yang dipasang di mobil Sampei menangkap gambar mobil yang melaju di sepanjang jalan hutan yang tampaknya berada di dekat tempat mayat ditemukan.
Sampei telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan dia membawa Arano bersamanya ke vila dan kemudian menurunkannya di toko terdekat.
Sampei mengatakan kepada polisi bahwa setelah Arano meninggalkan rumahnya, dia tidak tahu kemana dia pergi.
Namun, polisi mengatakan smartphone Arano ditemukan di vila Sampei. Polisi juga menemukan kasur di ruang bawah tanah vila bersama dengan barang-barang yang mengindikasikan seseorang telah tinggal di sana.
Ponsel Sampei juga disita sebagai barang bukti.
Pada 21 Juni, hasil pemeriksaan post-mortem dirilis dan terungkap bahwa Arano menderita patah tulang hyoid, tulang di leher.
Tidak ada luka lain yang diderita dan penyebab kematiannya tetap tidak dapat disimpulkan.
Polisi mengklaim bahwa ada kemungkinan dia dicekik. Hingga kini kasusnya masih dalam penyelidikan oleh polisi setempat. (*pbc/kyo).