FaktaNews.– Sempat Viral terkait pandangan-pandangan tentang Covid-19 dokter Louis Owien dikabarkan ditangkap pihak Kepolisian Polda Metro Jaya.
“Ditangkap Polda Metro Jaya kemarin pukul 16.00 WIB,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, dikutip media Senin (12/7).
Belum ada kepastian apakah dr Louis ditangkap buntut pernyataan-pernyataannya yang tak sependapat dengan Covid-19 di Indonesia serta cara penanganannya.
“(Ditangkap) kemarin, hari Minggu jam 4 ditangkap sama unit siber krimsus Polda Metro Jaya,” katanya.
Terkait pandangannya soal Covid-19, dr Louis juga sempat dikabarkan dipanggil Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI)
Namun demikian, belum ada kabar hasil klarifikasi pernyataan dan pendapat dr Louis tersebut.
Diketahui, dr Louis sempat memberi pendapat pandangan dalam acara Hotman Paris.
Selain itu pandangan dr Louis terkait Covid-19 di Indonesia juga tersebar dalam Video lain dalam wawancara pod cast.
Pandangan dan pendapat yang tersebar pada video yang kemudian viral saat pemerintah berupaya melakukan penanganan Covid-19
“Orang sehat diurusin, dikejar-kejar pakai alat, begitu alat bilang positif atau reaktif anda terpapar virus,”kata dr Louis video tersebar.
Menutut dr Louis, dalam dunia kedokteran tidak pernah diajarkan tidak boleh menjadikan alat sebagai diagnosa utama.
“Harus ada keluhannya, anda datang kenapa keluhannnya, sementara itu OTG orang tanpa gejala dibilang sakit terpapar virus hanya karena alat bilang positif,ya melenceng pak,”kata dr Louis saat diwawancarai you tuber, Aldo.
dr Louis juga berpendapat alat – alat yang digunakan untuk memastikan pasien positif Covid-19 yang menurutnya Dinamis.
Menurut dr Louis, alat yang digunakan selama ini sebenarnya hanya membaca faktor imunitas, jadi semua orang yang sakit dalam kondisi imunnya menurun, alat ini membaca positif.
“Tapi dialat ini sifatnya dinamis berubah-berubah, misalnya kondisi pakai masker dengan kondisi suhu panas, itu pasti hasil chek swabnya positif,”katanya seraya mencros chek hasilnya bila dilakukan swab selang waktu kemudian yang menurutnya akan berbeda.
“Chek pagi hasilnya beda, siang beda,” terangnya.
Oleh karenanya menurutnya, bila ada pasien dinyatakan Covid tapi sebenarnya bukan rumah sakit yang mencovidkan pasien
“Alat, karena alatnya yang tidak stabil,”kata dr Louis yang juga mengaku bisa telah mencoba memahami alat yang digunakan untuk men swab pasien.
Menurut dr Louis, namanya wabah yang normal tidak usah cari-cari, dia mencontohkan bila ini wabah pandemi semua orang bisa menilai misalnya orang habis berkumpul dalam kerumunan demo.
Dia juga mencontohkan, misalnya antrian dirumah sakit, yang sudah ada yang tumbang seperti di Wuhan.
“Itu tidak usah cari-cari alat, (bila dari kerumunan) tiba-tiba dirumah pada banyak yang mati, sesak nafas,”
“yang ini kan nggak, orang yang antri dirumah sakit sudah dinyatakan positif terus antri dirumah sakit, dimana logikanya,”katanya.
Ditanya kenapa Covid-19 sampai sedemikian rupa hingga sudah dinyatakan menjadi pandemi.
“Ya namanya pandemi dengan nama Virus dengan nama yang dipatenkan, tujuan akhirnya Vaksin, itu kan tujuan utama, ya jualan obat dan Vaksin,” katanya seraya mewacanakan konsep pengalaman penanganan Wabah sebelumnya saat Menteri Kesehatan Indonesia dijabar Dr dr Siti Fadilah Supari.(*kor/arr/vid/fak)