Tak Berkategori  

Mengenal Kang Juned Adya ta Serta Aktor Jenius Dibelakang Cerita Didesa Kalang Kabut

FaktaNews.–Melalui penggarapan film pendek pendek dengan banyak menampilkan suasana kearifan lokal serta campuran bahasa Indonesia dan Lokal (Osing) dan menjadi viral masyarakat utamanya Banyuwangi.

Kini muncul salah satu icon dari film parodi ini yaitu pemeran salah satu cerita atau kisah dalam video atau yang biasa mengungkapkan kata kata “Adya ta?”.

Adya ta? Artinya dalam bahasa osing Apa ada. ada lagi kata kata atau bahasa yang tak lazim digunakan sang pemeran ketika memerankan adegan dalam skuel film ini.

Siapa yang paling menonjol mendapat sorotan perhatian dari pada kawan kawan di banyak skuel video nya, tentu nama kang Juned menjadi terdepan.

Dari mulut sang aktor ini (kang Juned) campuran bahasa Indonesia dan Lokal (Osing) semuanya meluncur tanpa ragu dari bibirnya.

Kesan dan aksen saat dia tampil dalam perannya, video menjadi viral, kang Juned menampilkan aksen Banyuwangen yang pas ketika mengucap “diunyeng unyengkan'(diputar putar), nang “longan ” (dibawah tempat tidur/dipan) , “kembut kembut ” (Kadang muncul kadang tidak) semuanya meluncur tanpa ragu aktor dari bibir sang  pemeran yang punya nama asli Fahrul Rozik.

Dia begitu pas ketika ingin menonjolkan aksen osing deles namun dengan bahasa campuran Indonesia dan plesetan/intonasi khas osing menjadi sesuatu yang sering disebut dan lantunkan mulai anak anak hingga dewasa.

Penampilan kang Juned menjadi hipnotis tampilan chanel Faisal Ende yang temanya sebenarnya juga sangat menarik.

Baca juga:  Pembagian Wates Gunung Ijen Wes Rampong Disepakati Kabupaten Bondowoso lan Banyuwangi 

Betapa tidak, dalam temanya chanel Faisal Ende dengan jelinya menyisir cerita kalangan bawah yang muncul dari kegelisahan masyarakat di situasi pandemi.

 

Dalam tema-temanya cerita yang ditampilkan semua sektor dibuat kalang kabut dengan kondisi perekonomian yang jauh dari harapan…seperti sedang menyelam di air yang keruh, tanpa bisa melihat keadaan disekitarnya.

Si aktor (kang Juned) yang berperawakan sedang dan sedikit tambun keseharian nya berprofesi sebagai sopir Ekspedisi terkenal dan legendaris di Banyuwangi ini pun merasakan hal yang sama seperti orang lain, prihatin dengan situasi yang ada.

Tentu saja awalnya, Pria 43 tahun yang aslinya tinggal di RT 2 /1 dsn Kertosari, desa Pendarungan, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi ini tidak menyangka bahwa jargon “Adya Ta” bisa begitu fenomenal di kalangan masyarakat luas.

Disamping itu tampilan khas songkok hitam yang dikenakan agak miring dikepala sangat pas dan khas ketika menyebut jargon Adya Ta tersebut.

Dalam skuel Videonya Fahrul Rozik alias Kang Juned juga sempat tampil mencuplik nama istrinya Iskanah.

Dalam peran itu mengisahkan Kang Juned yang minta makan diomeli istrinya, ” mangkane ta riko ojo pati glindang-glindeng ….. Wes diweni mangan komen baen,” omel istrinya dalam salah satu perannya.

Kepada Kru FaktaNews. Kang Juned menuturkan jika semenjak sering muncul di medsos, keseharian nya sedikit berubah, orang lebih banyak mengenalnya dibanding sebelumnya.

Baca juga:  Menguak Motif dan Jejak Anggota Dewan Penembak Warga Di Bangkalan Madura

Dibanding nama aslinya Fahrul Rozik dia sering disapa orang yang tidak dikenal nya dengan nama panggilan Juned seperti nama dalam video.

Tak sedikit orang yang menyapa, yang sebelumnya tidak dikenal nya mengajak foto bersama.

Berbincang tentang anak semata wayangnya yang bernama Abdul Latif Arozik kang Fahrul (kang Juned) mengaku bangga.

Karena anaknya masih duduk di bangku SD kelas 3 pun seperti sudah paham tentang aktivitas apak’e (ayahnya) yang sering kali syuting pembuatan konten film pendek, sehingga jarang sekali ada dirumah.

Si kecil juga senang karena ayah nya sering muncul di medsos sampai harus dibuat emo sticker di grup whatsapp.

Memperhatikan chanel Faisal Ende, ada satu lagi sosok yang sangat penting dibalik menggemanya jargon “adya ta” dan pembuatan film pendek desa Kalang Kabut Kecamatan Banyu Buthek, Kabupaten Banyu Bening, beserta aktivitas nya, yaitu Faisal Ende yang sekaligus nama chanel youtube konten ini.

Pria lulusan ISI Yogyakarta ini sangat jeli melihat peluang ditengah dinamika kehidupan masyarakat di saat badai pandemi melanda,serta dampak bagi perekonomian masyarakat kelas bawah itu sendiri khusus nya kabupaten Banyuwangi.

Kang Faisal bisa dibilang dalang alias Sutradara atas pengerjakan video parodi ini, mulai menemukan talent, mencari lokasi pengambilan gambar yang berkutat di desa pendarungan dan mengeksplorasi potensi desa ini secara baik ditunjang masih menjaga kearifan lokal untuk meneruskan tradisi leluhur desa ini.

Baca juga:  Ditengah Pandemi Covid-19 Masyarakat Harus Tetap Waspadai DBD

Ditemui di home base “Faisal Ende” di area rumah milik salah satu aktor Ustadik alias ustad Gebros dengan ciri khas tongkat dan kacamata hitamnya , kang Faisal bercerita bahwa kakeknya nya memang berasal dari desa pendarungan ini, sehingga seperti ikatan batin dirinya untuk memberikan sumbangsih terhadap kemajuan desa ini melalui jalur pembuatan film pendek yang menonjolkan keragaman masyarakat nya dan potensi alam nya yang luar biasa.

Salah satu kru bernama kang Dullah pun mengamini bahwa peran natural apa adanya dan kekompakan team yang berjumlah hampir 15 orang ini bisa dijaga.

Walaupun kadang dengan biaya patungan bersama team,untuk penggarapan film pendek ini, namun sistem kekeluargaan dan kebersamaan yang kental itulah yang selalu dijaga semangat plus niat baik dari team atau kru film pendek ini.

Harapan dari team chanel Faisal Ende nantinya ingin sekali merambah ke TV swasta nasional ditambah ingin memberikan yang terbaik dan bermanfaat untuk team yang terlibat disini juga untuk mengharumkan asal daerah sendiri, yaitu desa Pendarungan khusus nya dan mengangkat citra nama baik Banyuwangi secara nasional.

Penulis : Leo Prada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *