Ketika Pelajar Terlibat Budaya Bersih Sungai dan Saluran Disekitar Sekolah

FaktaNews.-(Banyuwangi)– Sejumlah anak-anak berusia pelajar nampak riang didalam area sungai sementara yang lain seperti ringan tangannya berusaha mengambil kotoran sampah serta mencabuti rumput liar di area sungai.

Ini pemandangan yang akhir-akhir ini sering kita jumpai, anak anak sekolah melibatkan diri dalam kebersihan sungai diarea dekat sekolah.

Wal hasil, sungai-sungai dekat sekolah yang dulu nampak kotor kini nampak bersih, bahkan tak sedikit harapan sungai yang bersih itu diperindah dengan tanaman dengan penataan taman disisinya serta hias warna yang menampakkan keindahan.

Kepala dinas PU Pengairan Banyuwangi, Dr Ir H Guntur Priambodo melalui kabid bina manfaat dinas PU pengairan, Dony Arselo mengatakan, Dinas PU pengairan telah mengawali perubahan paradigma penyadaran keterlibatan seluruh elemen dalam kebersihan sungai dan Saluran.

Dalam sosialiasinya pihaknya telah menanamkan kepedulian untuk ikut merawat daerah aliran sungai (DAS).

Saat ini pihak Dinas PU Pengairan menilai sangat penting dalam merawat aktivitas air perlu ada mitra saling berangkulan guna mencapai tujuan itu.

Pihaknya, telah mengkaji lembaga pendidikan adalah bagian terpenting yang dapat membantu menanamkan kepedulian terhadap kebersihan sungai dan saluran

“Kita Kerja sama dengan Dinas Pendidikan, kita sedang galakkan namanya program Sekardadu, sesuai namanya Sekardadu kepanjangan dari “sekolah rawat sungai daeran aliran sungai di Banyuwangi”

“Program ini melibat para pelajar dan Sekolah,” terang Dony.

Baca juga:  Kopi Dari Kalibaru Segera Punya Brand "Kopi Robusta Java Banyuwangi"

Dalam pelaksanaan program ini telah mendapat sambutan pihak terkait utamanya dinas pendidikan.

“Kita melibatkan jenjang pendidikan yang ada, dari murid SD Sekolah menengah hingga perguruan tinggi,” jelasnya.

Secara rinci dijelaskan pihak Dinas PU pengairan melui Korsda melakukan Maping Lembaga Pendidikan
SD, MI, SMP, MTs, SMA,SMK, MA, MAN, PonPes, Perguruan Tinggi yang berada
di dekat Saluran dan Sungai.

Maping tersebut, meliputi nama Lembaga Pendidikan, koordinat lokasi Lembaga Pendidikan,
Nama DAS, Nama Sungai dan Saluran.

Selanjutnya pendataan itu juga merinci Panjang sungai/saluran yang diasuh oleh Lembaga Pendidikan.

Berikutnya dilakukan pembagian kategorinya level pendidikan misalnya untuk lembaga pendidikan Setara SD mengasuh 200 m sungai/saluran.

Untuk lembaga pendidikan Setara SMP/SLTP mengasuh 300 m sungai/saluran.

SMA mengasuh 500 m sungai/saluran sedangkan Perguruan Tinggi Mengasuh 1 km.

“Dalam pelaksanaannya misalkan kita punya program Nasional jum’at bersih lalu parawatan sungai dan saluran dilakukan tiap jum’at seminggu sekali maka semua sungai dan saluran Banyuwangi akan bersih indah dan sehat,” jelasnya.

Kedepan program seperti ini diharapkan jadi budaya (kebiasaan positif jangka panjang) bahwa keterlibatan sejak usia dini hingga bermasyarakat bahwa kebersihan, keindahan dan perawatan sungai dan saluran tanggung jawab bersama.

“Dengan jumlah lembaga pendidikan yang ada saya kira sungai dan saluran di Banyuwangi akan bersih, indah dan manfaat, keberadaan manfaat air bisa maksimal dan jangan lupa juga DAS yang bersih dan indah juga bisa menjadi destinasi wisata, DAS kita banyak menyebar sehingga tentu bisa membantu perekonomian masyarakat setempat disekitar DAS,” ungkapnya.(fau/kin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *