Tak Berkategori  

Karena Kesalahan Memasukkan Data Sebelumnya, Angka Kematian COVID-19 Dihapus Dari Indikator Penanganan

FaktaNews.-(Jakarta)–Penerapan PPKM Level 3 dan 4 di Jawa-Bali diperpanjang hingga 16 Agustus 2021.

Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual, Senin (9/8) malam mengatakan,

“Dalam penerapan PPKM Level 4 dan 3 yang akan dilakukan 10-16 Agustus 2021 nanti, terdapat 26 kota atau kabupaten yang turun dari Level 4 ke level 3,” kata Luhut.

Hal ini menurut Luhut untuk melanjutkan perbaikan kondisi di lapangan yang cukup signifikan.

Dari penerapan PPKM yang diperpanjang itu, ada perubahan yang juga ditetapkan oleh pemerintah, salah satunya adalah meniadakan angka kematian dari indikator penanganan COVID-19.

Menurut Luhut hal itu diakibatkan sebelumnya ada kesalahan pada saat memasukkan data kematian.

Luhut mengatakan, Walau ada sejumlah daerah yang mengalami perbaikan situasi, namun kenyataannya dalam beberapa hari terakhir angka kematian akibat COVID-19 tercatat hingga di atas 1.000 orang per hari.

Padahal menurutnya, angka kasus konfirmasi di Jawa dan Bali mengalami penurunan yang cukup signifikan di beberapa mayoritas provinsi, salah satunya di DKI Jakarta.

“Evaluasi tersebut kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian,”jelasnya.

Hingga saat ini, Indonesia kerap melaporkan kasus kematian harian tertinggi di dunia.

Kemarin terdapat 1.475 kasus kematian yang dilaporkan. Sebanyak 108.571 orang telah dilaporkan meninggal dunia selama pandemi berlangsung.

Baca juga:  Sejarah dan Nama Jenderal Pendiri Pemuda Pancasila Hingga Demo Perlawanan Isu Pembubaran

Meski begitu, Luhut mengatakan Indonesia telah berhasil turun hingga lebih dari setengah dari puncak kasus pada 15 Juli lalu.

“Dari data yang didapat penurunan sudah dapat hingga 59,6% dari puncak kasus di tanggal 15 Juli 2021 lalu. Momentum yang sudah cukup baik ini harus terus dijaga,” jelasnya.

Sementara itu, tokoh Reformasi Rizal Ramli yang pernah menjabat menteri di era presiden Gus Dur dan maupun Jokowi juga mengkritisi dihilangkan Angka kematian sebagai indikator penanganan Covid-19.

“Kok indikator ttg kematian covid (case mortality) akan dihapuskan ? Apa ya logikanya ? Saking ingin menunjukkan prestasi, indikator pun dihilangkan ?,”cuitnya dalam akun pribadinya.(10/8/21).(vir/fak).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *