Identitas Samar Wong Osing “Dalam Fenomena Banyuwangi Kekinian” Bersambung

Bag 3

Faktanews.co.id.– Sebelum abad ke-20, Osing adalah identitas yang samar. Bahkan Osing sebagai identitas etnis tak pernah dipakai untuk menyebut masyarakat “asli” di wilayah ujung timur Jawa ini.

Dalam manuskripnya yang terbit tahun 1849, Franz Epp, dokter berkebangsaan Jerman yang pernah bertugas di Banyuwangi, menyebut penduduk asli sebagai “orang Jawa” dan sebutan lainnya, yakni Blambangers (orang Blambangan). Begitu pula dalam hal bahasa.

Dilansir Historia, Hal itu dicatat Tjandranagara, seorang bangsawan yang juga penulis kisah perjalanan, yang mengunjungi daerah Banyuwangi pada 1860-an.

Dia menulis bahwa penduduk setempat berbahasa Jawa walaupun dengan cara desa.

Sementara lebih dari tiga dekade kemudian, ahli bahasa HN van der Tuuk memasukkan kekhasan bahasa itu yang disebutnya sebagai “dialek Banyuwangi” serta “Balambangansch Javaansch”.

Baca juga:  Soal Raperda BUMD, Wakil Rakyat Banyuwangi dan Pemkab Sepaham,  Demi Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *