Faktanews.co.id.– Hari ini tanggal 21 Mei 2021 tepat 23 tahun Jenderal Purnawirawan Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden, jabatan yang ia emban selama 32 tahun.
Mundurnya dia juga menjadi penanda panggung politik untuk keluarga Cendana tak terlalu ambil bagian dalam peta politik dalam negeri.
Penerus (anak Soeharto) seperti kurang bahkan tidak ambil bagian berperan ikut terjun langsung kecuali hanya sesekali (tak serius) muncul dalam peta politik.
Cendana seperti ingin jadi penonton yang tak peduli dalam peran serta membangun pondasi demokrasi baru dalam perpolitikan Indonesia dimasa depan yang kini dalam tahap kesulitan berinteraksi dengan rasional sendi kebutuhan rakyat dan Negara.
Cendana seperti menyisihkan diri dan cuek panggung politik sempat berada di cikeas ataupun sentral politik sepuluh tahun terakhir berada di Tengku Umar.
Mereka tak ambil bagian menjadi nalar antitesa atau pembeda di antara partai-partai atau pigur berpengaruh yang punya kekuatan pengaruh.
Banyak ragam yang bisa dilakukan untuk menarik poin publik dilewatkan.
Misal mereka hadir dalam penanganan bencana membantu, menolong.
“Itu menjadi entry point rakyat yang mereka lewatkan,”kata Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin, dikutip dari koran Tempo, (21/5).
Setidak bila mereka sedikit berinteraksi dalam sela ragam kondisi apalagi dilakukan serentak ke seluruh Indonesia bisa menjadi kehatian-hatian keputusan politik berakar situasi publik.
Setidaknya upaya kekuatan politik lain lebih serius dan cerdas serta nalar memberi kepuasan publik yang berujung akan lebih banyak ragam dan pintu solusi.(edt/kot/fak).