Tak Berkategori  

GN dan HNW Kritik Soal Anggota KAMI Ditangkap

Faktanews.co.id.– Delapan tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang ditangkap polisi di sejumlah tempat sejak beberapa hari terakhir.

“NKRI bukan negara represi, tapi negara demokrasi, mestinya hormati HAM, kebebasan berekspresi, hukum yang adil. Toh mereka tak lakukan anarki. Mereka mengkritisi, sebagai bukti masih berlakunya demokrasi,” kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) dimedia sosial.

HNW mengutip Demokrasi menurut KBBI adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

Seperti diketahui, Penangkapan anggota KAMI, salah satu kelompok yang kritis terhadap pemerintah, terjadi di tengah polemik soal “aktor intelektual” di balik kerusuhan dalam unjuk rasa menentang omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja.

Delapan tokoh KAMI ditangkap polisi, ada nam Juliana, Devi, Wahyu Rasari Putri, Khairi Amri, Kingkin Anida, Anton Permana, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat. Mereka ditangkap di Medan, Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan

Lima orang di antaranya sudah ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di rumah tahanan Bareskrim Polri. Mereka diduga melanggar Pasal 45 A ayat 2 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang ITE dan atau Pasal 160 KUHP tentang penghasutan yang ancaman hukumannya mencapai enam tahun penjara.

Kuasa hukum Syahganda Nainggolan, Ahmad Yani, menegaskan KAMI siap untuk memberikan pendampingan dan bantuan hukum bagi para tokoh yang ditangkap polisi.

Baca juga:  Ganjar Minta Maaf, Kapolda Jamin Melepas Warga Wadas Yang Ditangkap

Sementara itu, KAMI membantah tudingan bahwa mereka berperan dalam kerusuhan, menyebut penangkapan ini merupakan bagian dari “pola lama” mengambinghitamkan kelompok yang berseberangan dengan pemerintah.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo meminta publik tidak perlu meributkan para aktivis KAMI yang dinilainya sebagai pejuang.

“Teman-teman jangan ributkan teman kita yang lagi ditahan di Bareskrim. Mereka semua pejuang bukan karbitan!” kata Gatot,Rabu (14/10/2020).

Gatot menyebut kehadiran KAMI di Indonesia untuk memperbaiki memang berisiko tinggi.

Namun, para aktivis KAMI sudah memahami risiko tersebut dan siap melanjutkan perjuangan.

“Kami sudah menghitung segala risiko sampai risiko terberat. Kami sudah siap lahir batin, maka tidak perlu diributkan apalagi dikasihani. Justru ada berkah dan kami mengucap syukur alhamdulillah,” tutur Gatot.

Gatot meyakini para aktivis KAMI sudah memiliki mental kuat dan siap menerima konsekuensi apapun.

Bahkan, Gatot juga mengklaim para aktivis KAMI itu akan tetap senyum ceria meski berada di balik jeruji tahanan.

Kalau ragu atas pernyataan kami, silakan jenguk dan lihat pasti disambut dengan senyum ceria. Jadi itulah insan KAMI. Semakin ditekan semakin bangkit! Lanjutkan perjuangan saudaraku!” tegasnya.(*).