Tak Berkategori  

Efek Covid-19: Pelajar Belajar Daring, Pemilik Rumah Kos Merintih

Faktanews.co.id.-(Banyuwangi)–Kebijakan nasional maupun daerah terkait Penyebaran Covid-19 yang juga Banyuwangi sejak Maret 2020 lalu berdampak bagi para pemilik Rumah Kos hingga membuat pendapatan hilang.

Di Lingkungan Sukorojo Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah nampak Rumah kos kosong, lingkungan yang sebelumya ramai lalu lalang anak sekolah yang kos disekitar kini nampak sepi.

Sebagian besar penghuninya yang merupakan pelajar SMA/SMK memilih melaksanakan pembelajaran secara daring dari rumah masing-masing.

Sebelumnya terjadi Pandemi Covid-19, Lingkungan Sukorojo ramai karena sangat strategis dekat berdekatan dengan beberapa sekolah tingkat menengah atas/kejuruan, diantaranya SMKN 1 Glagah, SMAN 1 Glagah, SMAN 1 Giri dan SMKN 1 Banyuwangi, kawasan ini sangat diminati untuk pelajar yang membutuhkan rumah kos.

Efek domino Covid-19 Rumah kos hampir setahun ini sepi.

Sesuai Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19, salah satu pokok penting menerangkan bahwa peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara daring (dalam jaringan).

Konsekwensinya, sudah 10 bulan pembelajaran jarak jauh ini, berakibat kepada para pemilik rumah kos.

Pemilik kamar kos menyebut dirinya kehilangan pendapatan sekitar 16.000.000 rupiah dari 4 kamar yang dimiliki dengan biaya sewa Rp 400.000 per bulan.

Pemiliki rumah kos, Aswani (52), yang dijumpai pada hari Minggu, 14 Februari 2021, menuturkan bahwa sebelum pandemi, ada 18 kamar kos terisi penuh dengan biaya sewa Rp 200.000 sampai Rp 350.000 per bulan tergantung fasilitas setiap kamar.

Asnawi mengungkapkan, semenjak anak-anak (penyewa kamar kos) libur, belajar lewat HP, mereka berpamitan, tidak lagi tinggal di rumah kos.

“Otomatis tidak membayar uang sewa.
Warung makan yang dimilikinya juga tutup karena tidak ada pembeli,”katanya kepada Faktanews.co.id, (14/2/21).

Baca juga:  Menemukan Wong osing, “Dalam Fenomena Banyuwangi Kekinian” Bersambung

Sumber lain yang kebetulan merupakan istri dari Ketua RT 01/RW02 Lingkungan Sukorojo menyebutkan, bahwa sebelum pandemi melanda wilayah Banyuwangi, rumah kosnya selalu terisi
penuh dengan anak-anak sekolah jenjang SMA/sederajat.

“Biaya kamar kos disini Rp 400.000 per
bulan dengan total 4 kamar. Pembelajaran jarak jauh membuat para penghuni meninggalkan
rumah kos untuk tinggal di rumahnya masing-masing,”jelasnya.

Saat ini, mereka berharap pandemi ini segera berakhir dan pemerintah melakukan kebijakan yang tepat untuk semua pihak, para pelajar kembali menghuni rumah kos, sehingga
dapat mengembalikan roda perekenomian yang tertatih.

Reporter Wayan, Bayu dan Bob dari Faktanews.co.id. sempat menjumpai dua orang penghuni rumah kos yang merasakan dampak pandemi, mereka sedang mengikuti Praktik Kerja Industri (Prakerin).

Kedua pelajar ini merupakan penghuni kamar kos dari lima belas kamar yang ada, dua penghuni kos ini kebetulan pelajar Kelas XI di salah satu SMK.

“Sepi, tidak seperti dulu yang banyak
teman, mau makan bisa bareng, main bareng bisa. Sekarang sepi, gak bisa kumpul-kumpul karena
covid-19”, ucap salah satu pelajar yang berasal dari Pulau Sepeken Kabupaten Sumenep.(Kel.5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *