Beda Sikap Politik Pak Harto dan Gus Dur Cair Saat Lebaran

Momen Saat Gus Dur dan Soeharto saling memaafkan di Hari Raya Lebaran.

Fakta News.– Sesama Muslim, Lebaran memang menjadi momentum saling memaafkan dan melepaskan sudut pandang berbeda.

Hal ini bisa kita tauladani dua tokoh beda latar belakang seperti mantan Presiden Jenderal Purnawirawan Soeharto berlatar belakang Tentara dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berlatar belakang sipil (demokrasi).

Diketahui Jenderal (Purn) Soeharto Menjadi Presiden sejak tahun 1967 setelah Kekuasaan Presiden Soekarno dicabut Mandataris MPRS menyusul Kejadian G30S PKI dan stabilitas politik keamanan Indonesia.

Diketahui, kritik terhadap presiden Soeharto mulai menghangat sejak tahun 1900 an.

Gus Dur salah satu tokoh yang ingin demokrasi segera diterapkan di Indonesia.

Gus Dur sering mengkritik pemerintah Soeharto Otoritarian untuk mencapai stabilitas keamanan, politik dan ekonomi.

Meski sering berseberangan saat Soeharto menjadi presiden, Gus Dur saat Pak Harto memimpin Orde Baru Indonesia dibatasi geraknya dalam berkegiatan, namun Gus Dur tetap berkunjung ke Cendana untuk saling memaafkan di Hari Lebaran.

Meski sikap keduanya beda pandangan dalam memimpin Indonesia, hal itu bukan penghalang Pak Harto dan Gus Dur saling memaafkan.

Gus Dur pernah bercerita dirinya tetap berkunjung ke rumah Cendana (rumah Soeharto) untuk saling memaafkan di Hari Lebaran.

Baca juga:  Mahasiswa dan Masyarakat Kembali Demonstrasi Dugaan MAR Anggota Dewan Gunakan Ijazah Palsu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *