Faktanews.co.id | Sesuatu datang dan pergi adalah hal yang biasa dalam hidup. Pun demikian dengan cerai dan putus cinta.
Namun sayang, tidak semua orang akan baik-baik saja setelah cerai dan putus cinta.
Bagi SOBAT AMBYAR, cerai dan putus cinta adalah akhir segalanya. Dunia runtuh. Kosong. Dan tidak seperti dulu lagi. Berlebihan, memang.
Tak pelak, cerai dan putus cinta berimbas besar pada kesehatan mental dan fisik seseorang.
Bersyukurlah jika kamu merasa baik-saja dan dunia berputar seperti apa ada jika ketika kau rukun maupun telah cerai dan putus cinta.
Bagi mereka yang gagal move on. Potensi macalah kesehatan mental dan jiwa siap-siap berlarut hinggap jika tidak pandai berdamai dengan diri sendiri dan perubahan yang ada.
Mereka yang gagal move on setelah cerai dan patah hati, berpotensi sedih berlebihan dan berujung stres serta depresi.
Jika ini berlarut, kondisi fisik akan terserang, kesehatan menurun. Imunitas menurun. Dan tentu tidak baik, jika dibiarkan berlarut tanpa bantuan psikolog dan dokter.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa otak mereka yang habis cerai dan putus cinta, memiliki kondisi otak yang sama dengan orang yang sakit secara fisik. Sama persis.
Terlebih ketika memori tentang pasangan yang meninggalkan itu muncul dalam foto atau sajian visual, Otak terasa hang, Dada terasa ngilu.
Dampak lain dari cerai dan putus cinta adalah ledakan produksi hormon kortisol.
Memang tidak semua orang mengalami ledakan hormon ini, namun peneliti menyatakan mereka yang stres kronis akibat cerai dan putus cinta mitu banyak melepaskan hormon penimbun lemak di tubuh. Yaitu, hormon kortisol.
Jadi, patah hati harusnya dijogeti. Bukan diratapi. Ingat kesehatanmu terancam jika berlarut gagal move on. [FN007]