Asal Usul Istilah Osing “Dalam Fenomena Banyuwangi Kekinian” Bersambung

Bag 4.

Faktanews.co.id.–Istilah Osing untuk penduduk “asli” Banyuwangi dibuat oleh para imigran dari Jawa Tengah, Madura, Bali, Bugis dan Mandar.

Mereka didatangkan Belanda untuk bekerja di perkebunan-perkebunan. Kata “osing” sendiri dalam bahasa Osing berarti “tidak”; merujuk pada keengganan mereka dikaitkan dengan orang Jawa atau Bali.

Orang-orang Banyuwangi sendiri saat itu lebih suka disebut Wong Wetanan (orang timur) sementara para pendatang disebut Wong Kulonan (orang barat) –sebutan yang masih dipakai hingga kini.

“Hal ini mengindikasikan bahwa istilah Osing pada mulanya merupakan cemoohan atau olok-olok, sebentuk diskriminasi terhadap kelompok lain yang dikonstruksi sebagai liyan (bukan bagian dari kelompok),” tulis Wiwin Indiarti dalam “Wong Osing: Jejak Mula Identitas dalam Sengkarut Makna dan Kuasa” di laman Matatimoer Institute.

Pada 1970-an, seiring kebijakan politik budaya Orde Baru untuk merevitalisasi tradisi sebagai counter terhadap westernisasi budaya dan kampanye antikomunis, ada upaya menemukan identitas lokal di Banyuwangi.

Pencarian dimulai dari aspek bahasa. Dimulai dari penerbitan buku Selayang Pandang Blambangan tahun 1976.

Baca juga:  Tergiur Uang Wanita, Tukang Servis TV Tega Membunuh Janda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *