Faktanews.co.id.-(Banyuwangi)- Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, Dan Penyeberangan (DPC GAPASDAP) mengeluarkan surat edaran perihal kesiapan kapal beroperasi pada lintasan Lembar – Banyuwangi (PP),Rabo (07/10/2020).
Surat nomor surat (184 DPC GAPASDAP-LBR/X/2020) itu dikeluarkan menyusul rencada DPP GAPASDAP yang sedang memperjuangkan (segala kemudahan dan insentifnya) rute Lembar – Ketapang (PP) sebagai reaksi atas beroperasinya kapal – kapal pada rute Tanjungwangi – Gilimas.
Dalam surat yang ditanda tangani Ketua DPC GAPASDAP LEMBAR “Denny F Anggoro” dan Sekretaris DPC GAPASDAP LEMBAR “Taufik Hidayat” itu juga mencantumkan nama empat kapal, operator dan spec kapal yang berniat untuk relokasi ke rute tersebut masing-masing :
1. KMP. DHARMA FERY Vlll ( PT. DHARMA
LAUTAN UTAMA ).
2. KMP. PORT LINK ( PT. ASDP INDONESIA
FERRY )
3. KMP. LEGUNDI ( PT. ASDP INDONESIA
FERRY )
4. KMP. PARAMA KALYANI ( PT. JEMLA
FERRY )
Dengan penambahan itu, total kapal yang akan beroperasi di jalur tol laut total akan ada enam kapal, setelah sebelumnya KM. MUTIARA SENTOSA ll dan KM. MUTIARA SENTOSA lll milik PT. ALP beroperasi terlebih dahulu.
Sementara itu, sumber terpercaya faktanews.co.id. menyatakan, Pasca diberlakukannya Tol laut sejak awal agustus 2020 hingga kini tiga bulan sudah berjalan, banyak polemik dan kontrofersi yang beredar dikalangan anak buah kapal (ABK) yang beroperasi dijalur Banyuwangi – Bali dan Bali – Lombok.
Tol laut adalah jalur khusus yang dibuka untuk pelayaran Banyuwangi – Lombok. Sementara ini tersedia dua armada kapal laut yang dioperasikan dijalur ini, yakni Kapal Motor (KM) Mutiara Sentosa ll, dan lll milik PT. ALP.
Dua kapal milik PT. ALP ini mengangkut penumpang serta Mobil-mobil dan truck – truck muatan dari Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi langsung ke pelabuhan Gilimas Lembar Lombok.
Tol laut pelayaran Banyuwangi – Lombok ini telah memutus mata rantai penyeberang ke Lombok (tidak lagi melewati pulau Bali).
Sumber terpercaya melaporkan, akibat hal itu prosentase penumpang kapal dari pelabuhan Banyuwangi – Bali dan Bali – Lombok menurun drastis.
Perusahaan Kapal yang beroperasi antara Banyuwangi – Bali dan Bali Lombok mengalami penururan drastis jumlah penumpang yang berakibat pula dilaporkan berpengaruh pada kebijakan managemen perusahaan kapal penyeberangan dalam menggaji (penurunan nominal gaji) Anak buah kapal (ABK).
“Sehari Banyuwangi – Bali itu jalan 8 – 9 trip, biasanya satu tripnya bisa full muatan atau setidaknya minimal setengahlah, tapi sekarang karena yang mau ke lombok bisa langsung tidak usah lewat bali paling – paling satu trip cuma ada beberapa mobil dan penumpang saja,”kata HR, salah satu ABK di kapal penyeberangan Banyuwangi – Bali yang ikut merasakan dampak Tol Laut pada perusahaan tempat dia kerja.
“Belum lagi bayar biaya sandar dan BBM, gaji kami juga turun ada yang 25% ada juga yang sampai 50%,”Ungkapnya. (Ndu/kin).